Senin, 24 November 2014

MASIHKAH GURU ALERGI IT

Esok hari tanggal 25 Nopember  adalah hari guru nasional. Seperti tahun-tahun sebelumnya , kami mempunyai agenda kegiatan rutin yang  kami lakukan setiap tanggal tersebut. Biasanya kami mendapat undangan untuk melaksanakan upacara yang diteruskan dengan kegiatan lain, seperti gerak jalan pentas seni dan lain sebagainya. Setelah semua kegiatan  tersebut selesai, kamipun pulang tanpa ada kesan apapun selain merasa bahwa hal itu hanyalah kegiatan rutin yang harus kami lakukan.
Memang tidaklah salah dengan kegiatan tersebut, namun saya kadang berpikir, apakah hanya rutinitas itu sajakah yang harus kita lakukan dengan peringatn hari guru itu ?
Saat ini selalu saja jadi perbincangan bahwa dengan adanya sertifikasi malah tidaklah merubah paradigma berpikir para guru untuk meningkatkan etos kerja agar menjadi guru yang benar-benar berkualitas sehingga mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas pula. Bahkan ada yang ekstrim berpendapat kalau tidak mampu meningkatkan kinerja  stop saja sertifikasi guru. Polemik seperti itu tentu saja  membuat kami para guru merasa tidak enak hati, karena kami di lapangan sudah bekerja keras sesuai kemampuan kami untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, namun mungkin hasilnya masih kurang dari yang diharapkan.
Karena itulah, menurut hemat saya alangkah baiknya moment hari guru ini dijadikan evaluasi bagi para guru untuk merenungkan, apa yang telah kita perbuat  dalam memajukan negeri ini dalam mencetak sumber daya manusia yang tentunya generasi kita yang akan datang tantangannya akan lebih berat dari masa kini.
Tadi juga saya berbincang dengan rekan guru  tentang hal tersebut, bagaimana cara meningkatkan kinerja kita walaupun ada sebagian kecil yang mengatakan bahwa dari tahun ke tahun gak ada perubahan kinerja. Anggapan tersebut saya sanggah bahwa kita harus berubah karena zaman sudah berubah, karena jika kita masih seperti yang dulu maka kita akan ketinggalan oleh negara lain. Yang sebagian kecil itu memeprmasalahkan tentang penting atau tidaknya guru menguasai IT dan mereka berkata bahwa IT itu tidak penting, apalagi di tingkat sekolah dasar.
Diskusi kami pun semakin memanas karena yang belum paham IT mengatakan pendapatnya bahwa mengajar tanpa IT pun tetap dapat berjalan. Karena rekan yang lain berkata, bukankah anak zaman sekarang walaupun masih SD sudah memiliki gadget, so jika guru tidak mengerti IT bagaimana mungkin seorang guru dapat masuk ke dunia mereka.
Nah, itulah esensinya, bahwa seorang guru harus mampu memahami karakteristik peserta didik termasuk diantaranya memahami gadget yang memungkinkan guru juga dapat masuk ke dunia mereka.
Saya jadi teringat pesan Khalifah Umar bin Khattab :
“Didiklah anak-anakmu, karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zamanmu,” 
Oleh karena itu di moment yang berbahagia ini saya mengajak kepada seluruh guru Indonesia  untuk  bekerja keras dalam mencerdaskan bangsa serta membentuk akhlak karimah disertai keteladanan dan jangan lupa selalu berdoa agar kita senantiasa diberi kekuatan untuk melaksanakan amanah sebagai gruru dengan sebaik-baiknya dan mintalah sama Allah agar murid-murid kita menjadi anak yang saleh. Amin
BRAVO GURU INDONESIA !



Kamis, 18 September 2014

KEGIATAN PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS


Setiap pendidik harus terus menerus berupaya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, sehingga menambah motivasi belajar para peserta didik. Apa lagi sejak diberlakukannya kurikulum 2013 yang  kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik dan merangsang siswa untuk aktif kreatif serta menumbuhkan rasa ingin tahu.
Banyak rekan-rekan guru mengeluh dengan diberlakukannya kurikulum 2013, dan mereka berpendapat bahwa sangat sulit untuk mengimplementasikan kurikulum 2013, padahal kalau kita terus berusaha dan selalu mencari hal-hal yang baru dalam kegiatan pembelajaran, bagi saya pelaksanaan kurtilas ini sangat menyenangkan.
Demikian pula pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas II SD dalam  pelajaran Allah Maha Pencipta, sangat asyik jika peserta didik diajak ke luar kelas untuk mengamati dan mencari tahu apa saja benda-benda ciptaan Allah yang ada di sekitar sekolah serta manfaatnya bagi manusia. Hal ini akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik karena mereka belajar secara konkrit yang dikaitkan dengan keimanan serta kewajiban untuk mensyukuri terhadap apa yang Allah beri kepada manusia.
Ketika peserta didik asyik mengamati dan mencari benda-benda di sekitarnya, maka guru berperan aktif mengamati dan mencatat siapa saja siswa yang aktif dan bagaimana dia mengaplikasikan rasa ingin tahunya, maka penilaian pun dapat dilakukan saat itu juga tanpa ditunda-tunda sehingga penilaian akan lebih akurat.

Sabtu, 16 Agustus 2014

AKREDITASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA GURU

Minggu kemarin sekolahku baru saja selesai diakreditasi. Adapun hasilnya harus menunggu hasil proses rapat para tim asesor. Makna akreditasi yang saya pahami adalah memotret sekolah sebagai institusi. Yang dipotret tentu saja bukan hanya satu atau dua komponen, melainkan 8 komponen. Yakni Standar Isi, standar, proses, standar kelulusan, standar tenaga pendidik dan kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Yang saya soroti dari kedelepan standar tersebut adalah standar pendidik yakni guru . Pertanyaannya, sejauhmanakah akreditasi mampu meningkatkan kinerja guru ?
walaupun akreditasi itu memotret secara keseluruhan sekolah sebagai institusi, namun standar tenaga pendidik adalah adalah yang paling utama. Mengingat hampir semua guru telah memiliki sertifikat pendidik dan tentunya telah menerima uang tunjangan profesi, maka sudah barang tentu dengan akreditasi tersebut harus mampu meningkatkan kualitas kinerja tenaga pendidik. Karena dari delapan standar yang dipotret ada empat komponen yang erat kaitannya dengan kinerja guru, yakni standar isi, standar proses ,  standar kelulusan serta standar penilaian. Dan hanya tiga komponen yang berkaitan dengan manajemen sekolah yakni, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

Dengan adanya akreditasi tentunya pemerintah ingin mengetahui, antara lain :

1. Sejauhmana kemampuan tenaga pendidik dalam memahami standar isi yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran
2. Sejauhmana kemampuan tenaga pendidik dalam melaksanakan standar isi melalui proses pembelajaran
3. Bagaimana hasil dari proses pembelajaran terhadap peserta didik dengan melakukan penilaian
4. Upaya apa yang dilakukan tenaga pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan
Artinya, jika guru telah membuat perencanaan, melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik kemudian melakukan evaluasi  serta menganalisis hasil evaluasi,  dan melaporkan hasil evaluasi pada dinas terkait. Dan semua kegiatan tersebut ditunjang dengan bukti fisik sebagai data pendukung, maka guru tersebut telah melakukan tugasnya secara profesional.

Jadi intinya nilai akreditasi suatu sekolah sangat dipengaruhi oleh kinerja para tenaga pendidiknya.

Sabtu, 21 Juni 2014

LAZUARDI BULAN SUCI




Ditengah hingar bingar  PILPRES
Dalam panasnya kampanye capres
Dalam demamnya world cup
Engkau datang
Dengan senyum mengembang
Memandang
Menebar pandang
Mengobral  janji pasti 
Yang hakiki
Dari Ilahi Robbi
Yang tak pernah ingkar janji

Mari,,,,
Ayoooo….
Berkompetisi,,,,
Menyambut hadiah yang pasti
dengan koalisi hati yang murni
beramal pada Rabbul izzati
Yang ikhlas karna lillahi
Dalam  Ramadhan yang suci


Jumat, 21 Juni 2013

PERLAKUKAN ANAK ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) DENGAN KASIH SAYANG

Hari itu saya mengajar di kelas IV. Seperti biasa saya mengabsen seluruh siswa, dan alhamdulilah hadir semua. Hari itu pula saya sudah menjanjikan pada siswa bahwa akan diadakan ulangan praktek hapalan Al-qur'an surah pendek pilihan yang materinya sudah diberitahukan terlebih dahulu. Dengan demikian saya berharap semua siswa telah mempersiapkan diri.
Setelah semuanya siap saya memanggil siswa satu persatu berdasarkan urutan absen. Siswa pun mengikuti ulangan praktek sesuai yang namanya dipanggil. Setelah beberapa siswa saya panggil ternyata hampir semua siswa hapal materi yang telah diajarkan. Siswa yang telah menunaikan tugasnya tampak berseri seri karena mereka telah selesai dengan ulangannya dan saya sebutkan nilai yang mereka peroleh secara terbuka, dan hal ini menjadikan motivasi bagi mereka terutama yang memperoleh nilai baik.
Namun saya lihat ada seorang siswa yang tampak tertunduk dan sepertinya ketakutan. Setelah semua siswa dipanggil, tingalah anak tersebut yang saya panggil namanya. Ia pun ke depan menghampiri saya dengan tanpa bicara sepatahpun.  Saya bertanya pada anak tersebut, "apakah kamu menghapal di rumah ?". Ia menganggukkan kepala. Lantas saya memintanya untuk membacakan surah pendek yang harus dihapalkan. Namun ia menggelengkan kepala, saya tersenyum dan menatapnya. Saya bertanya lagi padanya" coba apa yang kamu hapal ?" Ia kembali menelengkan kepala. Kulihat ada genangan di sudut matanya. Sayapun memegang pundaknya dan saya berkata " jangan takut sayang, kamu gak usah nangis, karena ibu tahu pasti kamu bisa, ibu percaya kamu sudah menghafal, hanya saja kamu sedikit lupa, ayo dicoba lagi ya ". Ia tersenyum mendengar perkataan saya.Kemudian ia pun membaca surah Al-Ikhlas dengan terbata-bata. Saya pun terus menyemengattinya agar ia terus menyelesaikan bacaannya hingga akhirnya ia selesai membaca surah pilihan yang ia hafal. Setelah ia selesai membacakan surah Al-fatihah, saya peluk anak tersebut dan saya puji di depan teman-temannya hingga teman-temannya memberikan aplaus. Terlihat rona kebahagiaan di muka anak tersebut. Ia tampak senang atas pujian saya dan perhatian dari teman-temannya.
Memang anak tersebut termasuk yang mengalami kesulitan belajar sejak dari kelas 1. Namun sejak saat itu ia selalu bersemangat dalam mengikuti pelajaran saya walaupun kemampuannya sangat jauh di bawah kemampuan rata-rata temannya. Namun jika kita memperlakukan ia dengan kasih sayang maka kepercayaan dirinya tumbuh dan motivasi belajarnya semakin meningkat.

Rabu, 29 Mei 2013

PERLUNYA MEMAHAMI KARAKTER SISWA

Saya sangat bersyukur karena saya menjadi guru PAI di sekolah dasar yang harus mengajar enam kelas dari kelas 1 sampai kelas 6. Hal ini tentu merupakan pekerjaan yang unik, sebab setiap kelas berbeda karakternya. Kelas 1 merupakan usia awal sekolah setelah mereka melewati pra sekolah yaitu di TK. Sedangkan kelas 6 merupakan siswa yang dalam masa gerbang pubertas. Keadaan demikian tentunya diperlukan strategi yang berbeda dalam mengajar.

Ada beberapa pengalaman yang akan saya ceritakan disini. Pertama ketika pada awal tahun ajaran baru saya mengajar di kelas 1, dalam setiap pertemuan saya selalu menyiapkan lagu-lagu bahkan saya sering saya menciptakan lagu sendiri. Hal ini dikarenakan situasi atau karakter siswa kelas 1 yang masih perlu adaptasi untuk belajar di sekolah dasar, sebab mereka masih merasa bahwa mereka belajar di TK. Pada situasi tersebut kita harus ekstra sabar dalam menghadapi peserta didik yang masih manja dan kadang rewel, misalnya saja jika tidak ditungguin ibunya masih suka nangis atau ketika disuruh menyanyi ke depan malah menangis.Namun disini saya akan memaparkan beberapa tips bagaimana strategi mengajar di kelas 1 pada awal tahun ajaran sebagai berikut :
1. Perlakukan mereka seperti anak TK, misalnya jika mereka merajuk atau merengek, bujuk mereka dengan ucapan kata-kata : aduh sayang.....atau aduh cantiknya dsb. Atau pada saat mengabsen jangan lupa harus selalu memuji mereka, dengan demikian mereka akan simpati pada kita.
2. Siapkan lagu-lagu yang menarik perhatian mereka dan membuat mereka senang. Karena pada tahap awal mengajar di kelas 1 kita banyak bicaranya
3. Siapkan alat peraga yang menarik, karena siswa kelas SD terutama siswa kelas 1 sangat menyukai hal-hal yang abstrak. Apalagi tema pertama yang diajarkan pada bulan pertama di kelas 1 adalah tentang diri sendiri. Apalagi jika alat peraganya IT, kita dapat menampilkan cerita atau kartun tentang diri sendiri yang dikemas dalam cerita lucu dan fun.
4. Selalu mengelus pundak siswa jika mereka mendekat dan bertanya tentang sesuatu dan di disaat kita berbicara dengannya face to face.

Demikian beberapa tips sederhana yang mungkin bermanfaat

Rabu, 15 Mei 2013

STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN METODE BERKEMAH PADA MAPEL PAI DI SD



Penanaman keimanan pada anak sekolah dasar saat ini dirasakan masih sulit, hal ini penulis alami sendiri karena penulis sebagai guru maple PAI di SD. Padahal peserta didik  sekolah dasar merupakan golden age dalam penanaman tersebut. Namun hal ini dibutuhkan strategi pembelajaran yang tidak membosankan dan tentunya dapat menyenangkan peserta didik.
Mungkin saat ini kegiatan pembelajaran yang kita lakukan sangat monoton, yakni kita hanya melakukan kegiatan tatap muka di dalam kelas, hal ini tentu sangat membosankan apalagi pada materi keimanan dimana peserta didik membutuhkan suasana kegiatan pembelajaran yang lain daripada yang lain. Strategi pembelajaran yang baik adalah dimulai dari pengalaman belajar yang abstrak kepada yang kongkrit dan dari yang sederhana pada yang rumit.
Dalam tugasnya sebagai tenaga professional seorang guru hendaknya melakukan inovasi pembelajaran agar peserta didik merasa senang (fun) dan juga pikirannya segar (fresh). Sebagaimana dunia anak mereka senang melakukan hal-hal yang baru yang ada diluar lingkungannya. Dan salah satu metode pembelajaran yang sangat cocok digunakan dalam materi keimanan adalah berkemah. Metode ini merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas, yakni dengan cara membawa peserta didik kea lam terbuka dan melakukan kegiatan perkemahan.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya dapat kita lakukan sebagai berikut :
1.       Guru PAI harus berkoordinasi dengan guru Pramuka dan juga wali kelas
2.       Kegiatan perencanaan dapat dilakukan bersama-sama, hal ini akan menambah efektifitas tujuan pembelajaran
3.       Dalam kegiatan perencanaan ditentukan juga waktu, tempat serta peralatan yang dipergunakan
4.       Kegiatan pelaksanaan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1)      Setelah selesai mendirikan tenda peserta dibawa ke alam terbuka
2)      Guru meminta peserta didik untuk menyebutkan nama-nama benda yang dilihatnya dan mencatatnya
3)      Peserta didik melaporkan hasil temuannya
4)      Guru bertanya jawab dengan peserta tentang siapa yang menciptakan alam beserta isinya
5)      Guru memberikan pendalaman materi tentang kebesaran Allah dan tatacara mensyukuri nikmat Allah tersebut.
6)      Membuat kesimpulan
5.       Kegiatan ini dapat dilakukan untuk peserta didik kelas 2 sampai kelas 6, karena peserta didik kelas 2 sudah masuk anggota Pramuka siaga
Catatan :
Kegiatan ini dapat dilakukan satu hari, dan guru PAI dapat bekerjasama dengan guru kelas karena materi ini bukan hanya PAI namun berintegrasi dengan mata pelajaran yang lain, diantaranya maple PKn, IPA,IPS dan PLH.